Sunday, May 27, 2018

Materi Hadits Kelas 6 Madrasah Diniyah Takmiliyah


Materi Hadits Kelas 6 Madrasah Diniyah Takmiliyah

BAB I Hadits Tentang Keseimbangan Hidup
كُلْ وَاشْرَبْ وَالْبَسْ وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ وَلَا مَخِيْلَةٍ (رواه ابو داود واحمد)
Artinya: Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah, tanpa berlebihan dan sombong (HR. Imam Abu Dawud dan Imam Ahmad)


BAB II Hadits Tentang Mencintai Lingkungan
مَا مِنْ مُسلم يَغْرِسُ غَرْسًا أوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيْمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدقَةٌ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: tidaklah seorang muslim pun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau manusia atau hewan melainkan itu menjadi shodaqoh baginya (HR Bukhari dan Muslim)

BAB III Hadits Tentang Adab Duduk Di Pinggir Jalan
إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ، فَقَالُوا: مَا لَنَا بُدٌّ. اِنَّمَا هِيَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيْهَا، قَالَ: فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلاَ المَجَالِسَ, فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا، قَالُوا: وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ؟ قَالَ: غَضُّ الْبَصَرِ، وَكَفُّ الأَذَى، وَرَدُّ السَّلامِ، وَأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: berhati-hatilah kalian duduk-duduk di pinggir jalan, maka mereka berkata kami tidak mempunyai tempat lagi untuk kami berbincang-bincang, maka Nabi SAW menjawab kalau begitu adanya, maka berikanlah hak-hak jalan, Mereka bertanya apakah jalan itu maka nabi menjawab jaga pandangan, menyingkirkan halangan, menjawab salam dan mengajak yang baik dan mencegah yang munkar (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)

BAB IV Hadits Tentang Menjaga Kebersihan
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ بَابًا ، فَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ ، وَأَرْفَعُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ (رواه الترمذي)
Artinya: keimanan itu ada 70 lebih bagian, yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari jalan dan yang paling tinggi adalah ucapan Laa Ilaha Illallah (HR. Imam Turmudzi)

BAB V Hadits Tentang Larangan Berbuat Kerusakan
لَاضَرَرَ وَلَاضِرَارَ (رواه ابن ماجه)
Artinya: jangan membahayakan dan jangan saling membahayakan (HR. Ibnu Majah)

BAB VI Hadits Tentang Menggunakan Waktu
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ , شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ , وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ , وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ , وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغُلُكَ , وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ  (رواه البيهقي)
Artinya: gunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima kesempitan masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kaya mu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu (HR. Imam Baihaqi)

BAB VII Hadits Tentang Pertanggungjawaban Waktu
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حتَّى يُسألَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيْمَا فَعَلَهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ  (رواه الترمذي)
Artinya: Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergerak pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, dan tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, dan tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan dan tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan (HR. Imam Turmudzi)

BAB VIII Hadits Tentang Larangan Menunda Waktu
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ, وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ, وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ, وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ(رواه البخاري)
Artinya: Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau pengembara kemudian Ibnu Umar berkata jika engkau sudah masuk waktu sore jangan tunggu waktu pagi jika engkau sudah waktu pagi Jangan tunggu waktu sore gunakan masa sehatmu sebelum masa sakitmu dan masa hidupmu sebelum kematianmu (HR. Imam Bukhari)

BAB IX Hadits Tentang Larangan Berbuat Sia-Sia
مِنْ حُسْنِ إِسْلامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَالاَ يَعْنِيهِ
Artinya: merupakan ciri kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika dia meninggalkan apa yang tidak ada manfaatnya bagi dirinya (HR. Bukhari, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Malik)

BAB X Hadits Tentang Amalan Yang Tidak Putus Pahalanya
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاثٍ : مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ (رواه ابن حبان)
Artinya: jika telah datang kematian pada seseorang, maka akan terputus amalnya kecuali 3 hal sedekah jariyah yang mengalir pahalanya atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang sholeh yang selalu mendoakannya (HR. Imam Ibnu Hibban)

8 comments: